Bank BNI Cetak Laba Bersih Rp 15,8 Triliun per September 2023, Tumbuh 15,1% – Fintechnesia.com

banner 468x60
Bank BNI Cetak Laba Bersih Rp 15,8 Triliun per September 2023, Tumbuh 15,1% – Fintechnesia.com

FinTechnesia.com | Kondisi global telah mengalami perubahan signifikan dalam satu hingga dua bulan terakhir. Terutama terkait dengan meningkatnya risiko geopolitik, tingginya imbal hasil obligasi di Amerika Serikat, dan perlambatan ekonomi di Tiongkok.

Dampak terhadap perekonomian dalam negeri salah satunya terlihat dari volatilitas nilai tukar rupee pada tahun berjalan. Namun stabilitas perekonomian dan sistem keuangan dalam negeri relatif terjaga, termasuk kinerja rupee yang fluktuasinya tidak sedalam negara berkembang lainnya.

banner 336x280

Oleh karena itu Bank BNI mengambil langkah-langkah strategis untuk mempertahankan kinerja yang solid. Program transformasi yang disiplin serta strategi pertumbuhan yang diterapkan secara selektif dan terukur mampu membawa perusahaan memberikan pendapatan yang optimal bagi pemegang saham dan berkinerja baik sebagai perantara.

Hal ini tercermin dari laba bersih BNI yang tumbuh 15,1% per tahun hingga September 2023 atau dari tahun ke tahun (year-on-year) mencapai Rp 15,8 triliun yang Di barisan dengan pasar konsensus.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, perolehan laba yang baik tersebut ditopang oleh kinerja kredit yang meningkat pada kuartal III. Akselerasi kredit ini membuat BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 7,8% year-on-year menjadi Rp 671,4 triliun pada September 2023.

Didorong oleh ekspansi pada segmen risiko rendah yaitu korporasi chip biru baik perusahaan swasta maupun milik negara, pinjaman konsumen dan anak perusahaan.

Baca juga: RUPSLB Bank BNI menyetujui pemecahan saham

“Hasil akselerasi kredit pada segmen risiko rendah, kualitas aset terus membaik. Hal ini terlihat dari penurunan rasionya pinjaman yang belum dibayar (NPL) dan rasio loan dalam bahaya (LaR),” kata Royke, Selasa (31/10).

Per September, pangsa kredit bermasalah berada pada level 2,3%, meningkat 3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan LAR berada pada level 14,4%, membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. posisi 19,3% di bulan September. 2022.

READ  Begini cara aktivasi eSIM dari XL Axiata - Fintechnesia.com

Kualitas aset yang terus membaik membuat perseroan dapat mengurangi pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Hasilnya, biaya pinjaman membaik dari 2,0% pada September 2022 menjadi 1,4% pada September tahun ini.

Di tengah meningkatnya risiko perekonomian global, BNI telah mengambil langkah hati-hati dengan membangun likuiditas yang kuat. Hingga September 2023, dana pihak ketiga (DPK) mencatat pertumbuhan year-on-year sebesar 9,1% dan mencapai Rp747,6 triliun.

Ada kecenderungan kenaikan suku bunga referensi, yang mempengaruhi biaya bunga dana, yang disebut dana pengeluaran (CoF) memang mengalami tren peningkatan dan fenomena ini terjadi secara merata di seluruh sektor perbankan.

“Namun di tengah kondisi tersebut, kita bersyukur CoF kita saat ini berada pada kisaran 2%, secara struktural masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi yang berada di atas 3%,” kata Royke.

Indikator kecukupan modal atau rasio kecukupan modal (CAR) terus tumbuh dari 18,9% tahun lalu menjadi 21,9% pada September 2023. Jauh di atas ketentuan modal minimum sebesar 13,8%. Rasio kecukupan modal yang tinggi ini memberikan kemampuan bagi BNI untuk memenuhi kebutuhan ekspansi bisnis dan investasi BNI Group.

Melalui agenda transformasi yang berkesinambungan, perusahaan berhasil melakukan reorganisasi yang diharapkan dapat membangun model kerja yang lebih agile, kolaboratif dan berhati-hati dalam pengelolaan risiko.

Perusahaan terus memberikan dampak positif dalam memperkuat proses kredit yang kompleks. Penguatan peran anak perusahaan juga semakin berkontribusi terhadap kinerja BNI Group. (kai)

Quoted From Many Source

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *